Senin, 16 Agustus 2010

DEPOK: Welcome to Belimbing City
oleh SLAMET SAMSOERIZAL *)

SEJAUH mata memandang yang tampak adalah deretan pohon Belimbing. Pohon itu berjajar dengan sadar. Di sepanjang jalan raya, pepohonan itu meliuk sampai ke perkampungan. Dedaunanmu yang menghijau tak terbilang jumlahnya, mempercepat rimbunmu. Gelayutan buahmu mrendot. Pada setiap pucuk ranting buah Belimbing-belimbing itu menampak.
Memasuki salah satu daerahmu, aku dibuat pesona. Di tengah kepungan perumahan bermerk elit, disergap pagar-pagar beton yang angkuh, pohon Belimbing tetap tumbuh di pelataran warga. Tiap kepala keluarga, tiap RT, tiap RW ... pohon itu tumbuh dengan rindang. Alangkah anggun. Ah, mata ini, jadi sejuk dibuatnya!
Tak tahu, kapan buah Belimbing-belimbing engkau panen. Tiap aku bersilaturahmi ke daerahmu, selalu saja kudapati deretan pedagang di emperan jalanan membuka gerai Belimbing. Selalu pula engkau petik puluhan Belimbing untuk oleh-olehku. Ketika kutanya, Belimbing apa ini?
Engkau selalu menjawab dengan senyum penuh bangga.
”Belimbing Dewa. Belimbing khas Depok. Tak ada duanya dimana pun. Lihat, besar-besar, kan?” terangmu. Aku segera mengiyakan dalam hati, karena ketika berusia belasan, dekat SD kami bersekolah, ada pohon belimbing yang lebat buahnya. Tiap pagi, kami berebut buah itu. Namun, bukan memetiknya. Kami tahu diri, hanya Belimbing yang jatuh di tanah yang berhak kami ambil. Yang ingin aku katakan, meski Belimbing itu telah menguning-tanda sudah masak, tetapi buahnya tidak sebesar Belimbing Dewa.
“Hm, apa sih hebatnya ... sampai kau bilang khas?” selidikku.
“(1) Belimbing Dewa terbilang jenis Belimbing yang langka di- temukan. (2) Belimbing Dewa mengandung vitamin A dan C. (3) Belimbing Dewa memiliki kandungan serat yang baik. (4) Belimbing Dewa bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol.”
“Hmm ...”
“Dirujak, belimbing bisa bikin mata melek- uh, segaaar!”
“Wow! Terus-terus ...”
“Kami sudah mengemas Belimbing Dewa dalam minuman dan makanan. O ya, kami telah memromosikan. Nah asal paham saja, pada tahun ini (2010) sejumlah daerah di Kota Depok akan dibangun sentra produk Belimbing, untuk dipasarkan kepada masyarakat luas.
Segala macam pemanfaatan buah Belimbing, baik itu jus belimbing, sirup belimbing, dodol dan keripik serta belimbing segar diusahakan akan mudah diperoleh oleh para pendatang dari luar yang ingin datang dan membawa oleh-oleh khas Depok. Kami berharap di Margonda, Juanda dan beberapa daerah lainnya ada pasar Trading Centre Belimbing” jelasmu tambah bersemangat.
Tiba-tiba aku berharap. Jalan menuju Depok, dipasang penunjuk arah: Welcome to Belimbing City . Kutemukan tulisan tersebut ketika para pengendara keluar dari pintu tol ke arahmu, para penumpang kereta api yang baru turun di stasiun, orang-orang yang lalu lalang di terminal bus dan angkot, pangkalan-pangkalan ojek, pasar tradisional, pasar swalayan, dan terutama jalan-jalan sepanjang jalur pelanggan macet.
Di gerbang antarwilayah perbatasan, Welcome to Belimbing City mendongakkan tiap kepala para pelintas. Mereka paham, ia akan-sedang-dan telah berada di area kota Depok. ***
Lindung Tujuh, 13 Agustus 2010
*) Penulis, Pendiri Pusat Kaji Darindo

LombablogDepok 17 Juli - 17 september 2010

3 komentar:

shafira budiningsih mengatakan...

keren pak..

shafira budiningsih mengatakan...

keren pak

shafira budiningsih mengatakan...

menarik juga pak, ajarin dong pak, cara membuat karangan yang menarik he..he...he...