Senin, 16 Agustus 2010

DEPOK :
DALAM CATATAN MEI – JUNI 2010


oleh SLAMET SAMSOERIZAL*)



(Saya memberikan tugas membaca dua berita tentang Depok kepada teman-teman di kantor. Asdin, desk Bahasa saya tugaskan untuk mencermati isi berita (1). Sedangkan Amka, staf Humas, saya minta untuk memberikan komentar dari berita (2)). Keterampilan mencermati dan mengomentari selalu diberikan, agar para pegawai selalu bisa berpikir, bernalar dengan baik dan mudah-mudahan ”benar.”)
Berikut hasilnya.

Berita (1)
REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK— Sebanyak 14 preman berhasil diamankan aparat Kepolisian Resort (Polres) Depok. Mereka berhasil ditangkap dalam operasi Brantas Jaya yang digelar sejak Kamis (20/5) hingga Minggu (30/5).
Menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Depok, Kompol Ade Rahmat, salah satu preman yang ditangkap bernama Apong. Ia merupakan sekaligus pemimpin geng copet yang kerap beraksi di Kereta Api Rel Listrik (KRL) Bogor-Jakarta.
“Apong ditangkap di Stasiun Depok Baru saat sedang mencopet di kereta. Saat ditangkap dari tangannya didapat delapan unit telepon seluler berbagai merek dan jenis,” kata Ade, Senin (31/5).
Dijelaskan Ade, dalam aksinya, Apong tak bekerja sendiri. Ia bersama komplotannya kerap menyamar menjadi penumpang KRL. Didalam KRL, komplotan Apong pun menyebar dan mencari mangsa.
“Hasil curiannya, diserahkan ke penadah yang tak hanya berada di Depok, tapi juga di Jakarta dan Bogor,” jelasnya.
Dalam operasi ini polisi juga berhasil menangkap enam orang anggota komplotan pencuri sepeda motor. Mereka ditahan dengan barang bukti 15 sepeda motor, belasan plat nomor palsu area Jakarta dan Bogor, belasan kunci leter T dan kunci duplikat.

Catatan Asdin
(1) Kalau kita membaca secara cermat, ternyata preman yang diamankan aparat Kepolisian Resort (Polres) Depok tidak sampai 14 orang.
(2) Mau bukti? Salah satu yang ditangkap bernama Apong. Dalam operasi ini polisi juga berhasil menangkap enam orang anggota komplotan pencuri sepeda motor.
(3) “Apong ditangkap di Stasiun Depok Baru saat sedang mencopet di kereta. Saat ditangkap dari tangannya didapat delapan unit telepon seluler berbagai merek dan jenis,” kata Ade, Senin (31/5).
Ah, dasar pencopet sempet-sempetnya memegang delapan unit telepon seluler berbagai merek dan jenis saat ditangkap.
(4) Dalam operasi ini polisi juga berhasil menangkap enam orang anggota komplotan pencuri sepeda motor. Mereka ditahan dengan barang bukti 15 sepeda motor, belasan plat nomor palsu area Jakarta dan Bogor, belasan kunci leter T dan kunci duplikat.
Yuk kita hitung, jika satu anggota komplotan saat ditangkap Polisi, mengendarai satu speda motor- maka Polisi hanya mendapat 6 speda motor sebagai barang bukti. Terus, 9 speda motor yang lain dijinjing apa ditenteng ya?


Berita (2)
REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK--Seekor kuda jantan warna coklat-hitam terlepas dari ikatan dokar hias di Jalan Margonda, Depok, Jumat (18/6) sekitar pukul 10.00 WIB. Kuda tersebut terlepas saat dokar yang sedang terparkir di halte dekat pertigaan (lampu merah) Jalan Margonda-Jalan Tole Iskandar.
Semula kuda jantan itu hanya berjalan pelan ke belakang taksi yang juga sedang terparkir di sana. Tampaknya ia ingin memakan rumput yang tumbuh di sekitar trotoar jalan. Menyadari kudanya terlepas, sang sais mencoba mendekatinya secara perlahan dan mengendap-endap.

Alih-alih meraih tali kemudi kuda, sang sais justru membuat kaget kuda yang lantas lari ke arah kantor Pemerintah Daerah Kota Depok. Kontan masyarakat terbengong-bengong melihat kuda yang berlarian di jalan raya. Para pengendara lalu lintas, baik motor dan mobil, seakan dikomando kompak menepi dan membiarkan kuda berlari di sisi kanan jalan raya.
Tepat di putaran depan kantor BNI Margonda, kuda jantan itu tampak kaget melihat di depannya ada kendaraan sedang berputar arah. Bukannya berhenti, kuda lantas masuk ke jalur sebaliknya dan melawan arus kendaraan dari arah Terminal Depok menuju Tole Islkandar.

Dihampiri Republika, sang sais tampak gugup dan pucat seraya terburu-buru memasang kembali kuda ke dokarnya. Tak lama, mereka pun tancap gas ke arah Terminal Depok enggan menjelaskan ihwal kejadian tersebut. ''Tadi lepas tak sengaja,'' ujar sang sais singkat. Pria setengah baya berkulit coklat gelap itu pun mengekang tali kuda dan membawa pergi dokarnya.
Komentar Amka

Lebay amat tuh kuda! Tapi kalau kuda itu terlepas saat jam-jam macet lalu lintas, pasti para pengendara jadi lebay. Ada yang iseng dan ikut-ikutan membunyikan klakson. Ada yang sok kaget: ”Wauw, kenapa bisa gitu ya?” Ada yang cuma melongokkan kepala, berkaca terus menutup kembali kaca jendela mobilnya. Ada yang sok imut melongo nggak tahu, apa yang dilihatnya. Boam, bodo amat!


Lindung Tujuh, Juni 2010


*) Penulis, pendiri Pusat Kaji Darindo

LombablogDepok 17 Juli - 17 september 2010

Tidak ada komentar: